Sukses Turunkan Angka Stunting, Bupati I Nyoman Suwirta Raih Satyalencana Wira Karya

Jum'at, 07 Juli 2023 - 19:09 WIB
loading...
Sukses Turunkan Angka...
Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta menerima penghargaan Tanda Kehormatan Satyalencana Wira Karya berkat kontribusinya dalam menurunkan angka stunting di Klungkung. Penghargaan diberikan oleh Wakil Presiden K.H. Maruf Amin pada Kamis (6/7/2023). Foto/Istime
A A A
BANYUASIN - Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta menerima penghargaan Tanda Kehormatan Satyalencana Wira Karya berkat kontribusinya dalam menurunkan angka stunting di Klungkung. Penghargaan diberikan oleh Wakil Presiden K.H. Ma'ruf Amin saat puncak acara peringatan Hari Keluarga Nasional ke-30 tahun 2023 di Banyuasin, Sumatera Selatan, Kamis (6/7/2023).

“Ini merupakan tanda penghormatan yang ke-6 yang berhasil saya dapatkan. Penghargaan tahun ini diraih berkat berbagai gebrakan yang telah dilakukan dan kerja sama dalam memerangi dan menurunkan angka stunting. Bersama Tim Penggerak PKK dan sejumlah OPD, termasuk juga pembentukan tim percepatan penanganan stunting sehingga angka stunting bisa turun dari 19% menjadi 7%,” papar Bupati Suwirta.

Satyalencana Wira Karya merupakan tanda kehormatan yang diberikan Pemerintah Republik Indonesia kepada para kepala daerah atau warga yang telah memberikan darma bakti besar kepada negara dan bangsa Indonesia, sehingga menjadi teladan bagi orang lain.

"Prestasi ini bukan tujuan utama. Tujuan utama dari program yang saya pimpin adalah bagaimana angka stunting bisa 0%. Saya berterima kasih kepada pemerintah pusat untuk penghargaan ini. Namun saya pun wajib memberikan apresiasi pada mulai dari seluruh OPD, Tim Penggerak PKK, tim percepatan Penanganan Stunting hingga para perangkat desa dan warga," ungkap Bupati Suwirta.

Berdasarkan data statistik PBB tahun 2020, 22% balita di seluruh dunia mengalami stunting. Jumlahnya kurang lebih 149 juta balita, dan dari jumlah tersebut sekitar 6,3 juta balita stunting pada tahun 2020 adalah balita Indonesia.

“Dampak stunting bukan hanya tinggi badan. Akan tetapi kualitas hidup individu akibat munculnya penyakit kronis, ketertinggalan dalam kecerdasan, dan kalah di dalam persaingan. Stunting harus menurun minimal 3,8% per tahun seperti target dari BKKBN. Kita harus serius menurunkan angka stunting, oleh karena itu keluarga menjadi faktor kunci dalam mencegah stunting,” terang Suwirta.

Menurut Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, prevalensi stunting nasional rata-rata masih 21,6 persen. Bahkan di beberapa daerah skor prevalensinya lebih tinggi dari rata-rata nasional sehingga sudah termasuk status darurat stunting. Indonesia menargetkan penurunan stunting besar-besaran pada 2024 yakni 14%.

“Anemia adalah salah satu risiko melahirkan bayi stunting. Oleh karena itu orang tua khususnya ibu hamil perlu konsumsi buah dan sayur. Kualitas hidup pun perlu ditingkatkan dengan cara tidak merokok, minum alkohol dan begadang. Jika gizi orang tua tidak cukup, ditambah pola hidup yang tidak baik, maka akan berisiko lebih besar melahirkan bayi stunting,” pungkas Suwirta.
(tsa)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1258 seconds (0.1#10.140)